Tim peneliti dari IPB University mengungkap fakta mengejutkan: tanaman cabai mengeluarkan suara ultrasonik (40-80 kHz) saat dipetik. Mereka merekam suara tersebut menggunakan sensor laser khusus selama penelitian di kebun percobaan Bogor. “Getaran sel tanaman memicu gelombang suara sebagai mekanisme pertahanan. Ini mirip respons stres pada hewan,” jelas ketua tim peneliti, Dr. Fitriani, dalam jurnal Plant Science edisi Juli 2024.
Komunitas Vegan Geruduk Pasar: “Ini Kekejaman!”
Komunitas vegan Indonesia menggelar protes di 5 kota besar pada 25 Juli 2024. Mereka menuntut label plant cruelty-free untuk produk cabai. “Kalau tanaman bisa merasa sakit, memetiknya sama saja dengan menyakiti makhluk hidup. Kami menolak konsumsi cabai mulai hari ini!” seru aktivis Vegan Society, Dian Paramita, di depan Pasar Senen, Jakarta. Aksi ini mengumpulkan 2.000 peserta dan memaksa pedagang menurunkan harga cabai hingga 30%.
Penjelasan Ilmiah: Mekanisme Pertahanan Tanaman
Ahli biologi tumbuhan, Prof. Agus Salim dari UGM, membenarkan temuan IPB. “Tanaman menghasilkan suara untuk mengirim sinyal bahaya ke tanaman lain. Sistem ini berevolusi selama jutaan tahun,” paparnya. Meski begitu, ia menegaskan suara tersebut tidak menunjukkan kesadaran atau rasa sakit seperti hewan. “Ini sekadar respons fisika-kimia, bukan emosi,” tambahnya.
Warganet Heboh: Challenge “Memetik Cabai Tanpa Bersuara”
Viral di TikTok, warganet membuat tantangan #SilentChiliPick dengan memetik cabai sambil menutupi tanaman menggunakan earphone. Video terpopuler milik @AisyahCooking memperlihatkan ia memetik cabai sambil memutar lagu religi—klaimnya untuk “menenangkan” tanaman. Video ini ditonton 1,5 juta kali dalam 12 jam, meski dianggap tidak ilmiah oleh ahli.
Industri Kuliner Beradaptasi: Teknologi Pemetik Ramah Tanaman
Produsen sambal besar seperti ABC dan Indofood menguji alat pemetik vakum berteknologi silent mode. Alat ini mengurangi getaran saat panen hingga 90%. “Kami tidak ingin kehilangan pasar vegan. Teknologi ini akan kami terapkan di seluruh kebun cabai tahun depan,” janji Direktur Operasional ABC Food, Budi Santoso.
Pro-Kontra: Antara Etika dan Kebutuhan Pangan
Di tengah polemik, petani cabai di Brebes mengkritik gerakan vegan. “Kalau tidak boleh petik cabai, kami mau makan apa? Tanaman ini bukan manusia!” protes Mardi, ketua kelompok tani Sari Makmur. Sementara itu, filsuf lingkungan UI, Dr. Rina Wijaya, mengingatkan: “Jangan antroposentris. Temuan ini harus jadi momentum untuk lebih menghargai alam, bukan malah panik.”
Masa Depan Cabai: Akankah Jadi Komoditas Kontroversial?
Kementerian Pertanian menggelar rapat darurat membahas standar panen “humanis”. Namun, hingga Agustus 2024, belum ada keputusan resmi. Satu hal pasti: jeritan cabai mungkin tak terdengar telinga manusia, tapi suaranya menggema kuat dalam debat etika pangan—memaksa kita memikirkan ulang hubungan dengan alam, satu gigitan sambal demi satu gigitan.