Startup Aviasi Gelar Terobosan: Penerbangan Komersial Tanpa Pilot
PT Nusantara Autonomous Air (NAA) meluncurkan uji coba pesawat tanpa pilot pertama di Asia Tenggara pada 1 September 2024. Mereka membuka penjualan tiket Jakarta-Yogyakarta seharga Rp 99.000 untuk 50 kursi terbatas. “Kami memakai pesawat listrik berbasis AI dengan sistem navigasi satelit 5G,” papar CEO NAA, Arif Rahman, dalam konferensi pers di Bandara Halim.
Syarat Unik: Parasut Wajib, Simulasi Darurat 2 Jam Sebelum Terbang
Setiap penumpang menerima syarat ketat: membawa parasut standar aviation dan mengikuti pelatihan darurat selama 2 jam. “Kami menyiapkan 100 parasut bersertifikat FAA yang kami cek manual. Keselamatan tetap prioritas,” tegas Manajer Operasional NAA, Dina Kartika. Para calon penumpang juga wajib menandatangani dokumen pelepasan tanggung jawab jika terjadi kegagalan sistem.
Teknologi Pendukung: AI Pemantau Cuaca & Sensor Getaran Real-Time
Pesawat Cessna 208 Caravan modifikasi ini mengandalkan algoritma DeepSky untuk memprediksi turbulensi dan mengubah rute secara otomatis. “Sistem kami memproses data cuaca 10x lebih cepat daripada pilot manusia,” klaim CTO NAA, Budi Santoso. Sensor getaran di kabin mengirim peringatan ke layar penumpang jika terjadi anomali, disertai arahan suara AI untuk memakai parasut.
Uji Coba Sukses, Tapi Penumpang: “Deg-degan, Tapi Puas!”
Uji coba perdana pada 5 September 2024 membawa 30 relawan. Salah satunya, Rina, mahasiswa UI, mengaku jantungnya berdebar. “Saat lepas landas, AI memberi tahu ada gangguan kecil di mesin. Tapi 10 detik kemudian, sistem memperbaikinya sendiri. Keren!” katanya di TikTok yang viral dengan 2 juta views. Pesawat mendarat di Yogyakarta 1 jam 10 menit—lebih cepat 15 menit dari jadwal.
Otoritas Penerbangan Soroti Regulasi: “Belum Ada Payung Hukum!”
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menghentikan sementara izin uji coba tahap kedua. “Regulasi pesawat tanpa pilot masih kosong. Kami tidak ingin ambil risiko,” tegas Direktur AirNav, Capt. Indra Jaya. NAA membantah dengan menunjukkan sertifikat uji terbang dari EASA (European Union Aviation Safety Agency).
Pro-Kontra Publik: Antara Inovasi dan Kemanusiaan
Sejumlah aktivis keselamatan penerbangan mengecam praktik ini. “Ini uji coba bodong yang mengorbankan nyawa orang demi keuntungan korporasi,” protes Ketua Asosiasi Pilot Indonesia, David Silalahi. Di sisi lain, akademisi ITB, Prof. Ahmad Samsudin, memuji NAA: “Mereka memecah kebekuan industri aviasi yang konservatif.”
Rencana Kedepan: Terbang ke 10 Kota dengan Harga Lebih Murah
NAA menargetkan rute Jakarta-Bali dan Surabaya-Makassar pada 2025. Mereka menjanjikan tiket seharga Rp 75.000 jika uji coba tahap kedua disetujui. “Kami sudah meningkatkan kapasitas baterai untuk 4 jam terbang nonstop,” ujar Arif.
Parasut Simbolis: Antara Keberanian dan Ironi
Penerbangan perdana ini mungkin kontroversial, tetapi berhasil membuktikan satu hal: teknologi bisa menggantikan pilot, tapi tidak pernah bisa menghapus rasa takut—dan keberanian—manusia. Bagaimana pun, 30 parasut yang dibawa pulang penumpang menjadi bukti: inovasi butuh nyali, bukan hanya algoritma.