Tim siswa SMA Negeri 3 Bandung raih medali emas di International Young Inventors Award (IYIA) 2024 di Tokyo dengan roket berbahan limbah daur ulang. Roket bernama “HydroRevo” ini mampu terbang 300 meter menggunakan bahan bakar air limbah domestik yang disaring, geserkan 300 tim dari 45 negara.

Inovasi dari Limbah Domestik

Kelima siswa—dipimpin Alika Zahra (17)—terinspirasi oleh tumpukan limbah cair di sungai Cikapundung. “Kami lihat air limbah rumah tangga jadi polutan terbesar, sekaligus sumber hidrogen terabaikan,” ujar Alika. Mereka kumpulkan 500 liter limbah dari 50 rumah di Bandung Utara, lalu olah jadi bahan bakar ramah lingkungan.

Teknologi Roket Ramah Lingkungan

HydroRevo gabungkan sistem filtrasi tiga tahap dengan reaktor hidrogen mini. Pertama, limbah melewati filter karbon aktif dan sinar UV untuk hilangkan bakteri. Kemudian, elektroliser daur ulang memisahkan hidrogen dari air. Terakhir, gas hidrogen tekan dimasukkan ke tabung bahan bakar bekas pemadam kebakaran. Roket berbahan dasar botol PET 600ml ini luncurkan diri dengan dorongan 80 psi.

Jalannya Kompetisi

Di babak final, HydroRevo pukau dewan juri dengan uji terbang stabil dan presentasi dampak lingkungan. “Mereka tak hanya inovatif, tapi juga beri solusi sirkular ekonomi untuk dua masalah sekaligus: limbah dan energi bersih,” puji Prof. Hiroshi Tanaka, ketua juri. Nilai tambah lain: biaya produksi roket hanya Rp120.000/unit.

Tantangan selama Pengembangan

Tim hadapi 6 kali kegagalan akibat kebocoran hidrogen dan ketidakstabilan aerodinamis. “Kami modifikasi nozzle 3D-printing dari plastik daur ulang 15 kali sebelum dapat sudut dorong optimal,” cerita anggota tim, Rafi Fadhil. Guru pembimbing, Dr. Anwar Fitrianto, fasilitasi uji coba di laboratorium kimia ITB selama 4 bulan.

Dampak & Rencana Ke Depan

Pemerintah Kota Bandung dukung skala besar proyek ini dengan alokasikan Rp500 juta untuk bangun instalasi filtrasi limbah mini di 10 sekolah. “Kami akan pasang sistem pengolahan limbah serupa di kantin sekolah agar bisa jadi sumber bahan bakar roket edukasi,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi.

Kolaborasi dengan Industri

PT Krakatau Steel tawarkan produksi massal tabung hidrogen daur ulang. “Teknologi ini potensi kurangi 30% limbah cair perkotaan sekaligus jadi media edukasi STEM,” kata Direktur Utama, Silmy Karim. Tim juga rencanakan pelatihan pembuatan roket limbah untuk 100 sekolah di Indonesia Timur.

Apresiasi Global

UNESCO masukkan HydroRevo dalam daftar “Top 10 Green Innovations 2024”. “Ini bukti anak muda bisa ubah sampah jadi solusi masa depan,” tandas Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya. Kedutaan Jepang di Jakarta undang tim untuk presentasi di Forum G20 Youth Summit 2025.

Mimpi Besar Tim HydroRevo

Alika dan tim tak berhenti di roket. “Kami kembangkan konsep serupa untuk mobil hidrogen limbah. Target 2026, prototipe pertama bisa jalan di jalanan Bandung,” tegasnya. Inovasi ini pecahkan rekor MURI untuk “Roket Bertenaga Limbah Pertama di Dunia”, sekaligus buktikan kreativitas lokal mampu goyak panggung global.