Empat raksasa teknologi AS—Microsoft, Oracle, Meta, dan BlackRock—mengajukan tawaran akuisisi TikTok sebelum batas waktu 5 April 2025 yang ditetapkan Komite Investasi Asing AS (CFIUS). Microsoft mengusung sistem pembayaran Azure Digital Dollar yang terhubung dengan CBDC (Mata Uang Digital Bank Sentral), memungkinkan pengguna membeli konten eksklusif langsung melalui perbankan global.

Oracle memperkenalkan skema Blockchain Ad Reward dengan mengalokasikan 20% pendapatan iklan ke dompet kripto pengguna dalam bentuk stablecoin USO. CEO Safra Catz menjanjikan peningkatan partisipasi kreator hingga 300% lewat teknologi ini.

Meta meluncurkan fitur NFT Creator Hub untuk memfasilitasi perdagangan aset digital di TikTok menggunakan koin MetaDiem. Mark Zuckerberg menyatakan royalti 5% untuk kreator akan terdistribusi otomatis via smart contract Ethereum.

BlackRock merancang TikTokCoin Index Fund yang mengaitkan nilai koin virtual dengan portofolio saham teknologi global. CEO Larry Fink menggaransikan stabilitas koin melalui cadangan emas senilai $10 miliar.

CFIUS mengancam bakal memblokir operasi TikTok di AS jika akuisisi tertunda, merujuk 12 juta pelanggaran data pada 2024. Pemerintah China membalas dengan ancaman pembatasan ekspor rare earth ke perusahaan AS terkait.

Analis Wedbush Securities memproyeksikan nilai akuisisi capai $150 miliar, dengan teknologi mata uang digital menyumbang 40% valuasi. Pengguna TikTok AS menuntut transparansi alur data, sementara 65% kreator menyatakan kekhawatiran atas potensi penurunan pendapatan.

Perang penawaran ini menentukan masa depan integrasi Web3.0 di media sosial versus kedaulatan data global. CFIUS merencanakan pengumuman pemenang pada 8 April setelah verifikasi teknologi oleh Departemen Keuangan AS.