Kepastian Hukum Dinilai Lemah, Indonesia Tertinggal dari Singapura
WWW.ZOHARMUSIC.COM – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Yusril Ihza Mahendra, menyampaikan pandangan kritis terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tertinggal dari negara tetangga, Singapura. Menurutnya, faktor utama yang menghambat alternatif trisula88 percepatan ekonomi nasional adalah lemahnya kepastian hukum di dalam negeri.
Dalam sebuah forum kebangsaan yang dihadiri pelaku usaha, akademisi, dan pejabat negara, Yusril menegaskan bahwa investor asing maupun domestik membutuhkan jaminan hukum. Tanpa itu, investasi akan ragu masuk, dan efeknya terasa pada perlambatan ekonomi.
Yusril: “Bukan Masalah SDM atau SDA, Tapi Kepastian Hukum”
“Jangan selalu menyalahkan kurangnya sumber daya atau infrastruktur. Masalah utamanya adalah ketidakpastian hukum yang membuat investor berpikir dua kali,” tegas Yusril.
Ia menambahkan bahwa Indonesia sebenarnya punya potensi besar. Baik dari sisi sumber daya manusia, kekayaan alam, hingga jumlah pasar yang besar. Namun, potensi ini sulit berkembang jika sistem hukum kerap berubah-ubah dan tidak tegas dalam penegakan.
Sebaliknya, Singapura yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah justru mampu menjadi pusat ekonomi Asia karena menjamin stabilitas hukum dan kepastian investasi.
Investor Butuh Jaminan, Bukan Janji
Yusril juga menyinggung kondisi birokrasi dan sistem perizinan yang masih dianggap rumit dan rawan intervensi. Menurutnya, meskipun Indonesia terus mengeluarkan berbagai regulasi, jika tidak diiringi dengan konsistensi dan transparansi dalam pelaksanaan, maka hasilnya tetap nihil.
“Investor tidak datang karena janji manis, tapi karena kepastian,” ungkapnya.
Ia juga mendorong agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tumpang tindih regulasi yang ada saat ini, termasuk revisi undang-undang yang membingungkan dunia usaha.
Kepastian Hukum Dorong Kepercayaan dan Pertumbuhan
Yusril menekankan bahwa pemerintah harus menempatkan hukum sebagai fondasi utama pembangunan. Dengan hukum yang kuat dan adil, kepercayaan investor akan tumbuh. Ketika kepercayaan meningkat, investasi masuk, lapangan kerja terbuka, dan ekonomi pun bergerak lebih cepat.
Ia juga menyarankan agar penegakan hukum tidak tebang pilih dan menjauh dari intervensi politik. Hal itu penting untuk menjaga iklim usaha tetap kondusif.
Penutup: Waktunya Bertindak
Pernyataan Yusril menjadi pengingat bahwa membangun ekonomi tidak bisa lepas dari pembenahan hukum. Tanpa kepastian hukum, semua rencana pembangunan akan berjalan lambat atau bahkan gagal.
Indonesia membutuhkan sistem hukum yang bisa memberi rasa aman bagi semua pihak. Hanya dengan itu, pertumbuhan ekonomi nasional bisa mengejar ketertinggalannya dari negara seperti Singapura.