zoharmusic– Kamboja telah mencapai kesepakatan penting dengan Uni Eropa untuk mengekspor beras organik, sebuah langkah yang diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi sektor pertanian negara tersebut. Kesepakatan ini diumumkan oleh Menteri Pertanian, Perhutanan, dan Perikanan Kamboja, Veng Sakhon, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Phnom Penh.
Kamboja, yang dikenal dengan produksi berasnya yang berkualitas tinggi, telah berupaya untuk memperluas pasar ekspor berasnya, terutama di tengah meningkatnya permintaan global untuk produk organik. Dalam beberapa tahun terakhir, negara ini telah meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan dan mengadopsi teknik pertanian organik untuk memenuhi standar internasional.
Kesepakatan yang dicapai dengan Uni Eropa mencakup sejumlah aspek, antara lain:
- Peningkatan Kuota Ekspor: Kamboja diizinkan untuk mengekspor hingga 50.000 ton beras organik setiap tahunnya ke negara-negara anggota Uni Eropa.
- Dukungan Teknikal: Uni Eropa akan memberikan dukungan teknis kepada petani Kamboja dalam hal penerapan praktik pertanian organik dan pemenuhan standar keamanan pangan.
- Akses Pasar: Dengan kesepakatan ini, beras organik Kamboja akan mendapatkan akses lebih mudah ke pasar Eropa, yang dikenal dengan regulasi ketat namun menjanjikan harga yang lebih baik bagi produk organik.
Menteri Veng Sakhon menekankan bahwa kesepakatan ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian Kamboja secara keseluruhan. Dia mengatakan, “Kami percaya bahwa dengan peningkatan akses ke pasar Eropa, kami dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.”
Menurut data dari Kementerian Pertanian, pada tahun lalu, kamboja slot telah mengekspor sekitar 600.000 ton beras ke berbagai negara, dan diharapkan angka ini akan meningkat dengan adanya kesepakatan baru ini. Sakhon menambahkan bahwa promosi beras organik juga sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan kualitas produk pertanian dan menjaga kelestarian lingkungan.
Reaksi dari pelaku sektor pertanian di Kamboja cukup positif. Banyak petani yang optimis terhadap peluang yang ditawarkan oleh kesepakatan ini. “Kami telah berusaha keras untuk menerapkan praktik pertanian organik, dan kesepakatan ini adalah motivasi bagi kami untuk terus melakukannya,” kata seorang petani beras organik dari Provinsi Battambang.
Kesepakatan antara Kamboja dan Uni Eropa dalam ekspor beras organik ini menunjukkan potensi besar bagi pertanian Kamboja dan menjadi langkah penting dalam meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar internasional. Diharapkan, langkah ini juga akan menginspirasi negara lain di kawasan Asia Tenggara untuk mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan dan memperluas akses pasar global.