Aliansi ekonomi BRICS — yang sebelumnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan — resmi menambah anggota baru pada pertemuan tahunan tahun 2025. Negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Mesir, dan Argentina kini bergabung ke dalam kelompok ini, memperkuat posisi BRICS sebagai blok ekonomi alternatif terhadap dominasi Barat.

Dengan penambahan ini, BRICS kini mewakili lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 35% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global. Negara-negara anggota baru membawa kekuatan strategis, seperti cadangan energi besar, posisi geografis penting, dan potensi pasar yang luas. Langkah ini secara langsung menggeser keseimbangan kekuatan ekonomi global, khususnya dalam isu perdagangan, energi, dan mata uang internasional.

BRICS juga mulai mengembangkan sistem keuangan sendiri, termasuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antarnegara anggota. Hal ini menjadi tantangan serius bagi dominasi dolar AS dan sistem keuangan internasional yang selama ini dikendalikan negara Barat.

Negara-negara Barat menanggapi perkembangan ini dengan hati-hati. Beberapa menyatakan kekhawatiran bahwa ekspansi BRICS bisa memperdalam fragmentasi global, sementara lainnya menilai langkah tersebut sebagai wujud kebangkitan ekonomi negara-negara Global South.

Sementara itu, para analis melihat peluang baru muncul dari aliansi ini. Dengan kerjasama lebih kuat antarnegara berkembang, BRICS bisa memainkan peran kunci dalam menciptakan sistem ekonomi global yang lebih seimbang dan inklusif.

Penambahan anggota baru menandai babak baru bagi BRICS. Di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian global, aliansi ini siap mengukir pengaruh lebih besar di panggung dunia.