ZOHARMUSIC.COM – Sultan Hasanuddin adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang namanya diabadikan sebagai “Ayam Jantan dari Timur” karena kepemimpinan dan keberaniannya dalam melawan penjajah. Memerintah sebagai Sultan Gowa ke-16 pada pertengahan abad ke-17, ia terkenal karena perlawanannya yang gigih terhadap VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda yang saat itu ingin menguasai perdagangan rempah dan memperluas pengaruh kolonialnya di Nusantara. Artikel ini akan membahas peran Sultan Hasanuddin dalam melawan VOC dan upayanya dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya di Sulawesi Selatan.

Latar Belakang Konflik:

  1. Ekspansi VOC: VOC berusaha menguasai jalur perdagangan rempah di Indonesia dan mengimplementasikan sistem monopoli perdagangan. Mereka menuntut agar daerah-daerah di Nusantara mengakui supremasi mereka dan tunduk pada kebijakan perdagangan yang mereka tentukan.
  2. Kekuatan Maritim Gowa: Kerajaan Gowa, di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, merupakan kekuatan maritim yang dominan di wilayah timur Indonesia. Gowa memiliki hubungan perdagangan yang luas dan armada laut yang kuat, yang menjadi penghalang bagi VOC untuk menguasai wilayah tersebut.

Perlawanan Sultan Hasanuddin:

  1. Aliansi Strategis: Sultan Hasanuddin membentuk aliansi dengan kerajaan-kerajaan lokal lainnya untuk menghadapi ancaman VOC, termasuk perjanjian dengan Ternate, Bone, dan kerajaan lainnya di Sulawesi.
  2. Taktik Perang: Beliau menggunakan taktik perang gerilya di laut dan darat yang efektif dalam mengganggu operasi VOC, memanfaatkan pengetahuan lokal tentang medan yang sulit dan kondisi laut.
  3. Pembangunan Armada: Sultan Hasanuddin memperkuat armada lautnya, yang berperan penting dalam memberikan perlawanan terhadap armada VOC yang lebih modern dan besar.

Konflik dengan VOC:

  1. Perang Makassar: Perang ini merupakan rangkaian konflik yang terjadi antara Kerajaan Gowa di bawah Sultan Hasanuddin dan VOC yang mencapai puncaknya dalam Perang Makassar (1666-1669).
  2. Pertempuran Sengit: Pertempuran antara Gowa dan VOC sering kali sengit dan merugikan kedua belah pihak, namun Sultan Hasanuddin berhasil menunjukkan kemampuannya sebagai pemimpin militer yang tangguh.

Akhir Konflik:

  1. Perjanjian Bongaya: Setelah bertahun-tahun berkonflik, Perjanjian Bongaya ditandatangani pada tahun 1667 yang mengharuskan Sultan Hasanuddin mengakui kedaulatan VOC atas Sulawesi Selatan, tetapi perjanjian ini tidak sepenuhnya mengakhiri perlawanan.
  2. Warisan Sultan Hasanuddin: Meskipun akhirnya Kerajaan Gowa harus tunduk pada VOC, perlawanan Sultan Hasanuddin telah memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya dalam melawan penjajahan dan mempertahankan kedaulatan.

Peran Sultan Hasanuddin dalam perlawanan terhadap VOC merupakan bab penting dalam sejarah Indonesia dalam konteks perjuangan melawan kolonialisme. Kepemimpinan, strategi militer, dan tekadnya yang kuat untuk mempertahankan wilayah dan kebebasan berdagang telah membentuk warisan yang abadi. Meskipun pada akhirnya VOC berhasil menguasai Sulawesi Selatan, perjuangan Sultan Hasanuddin telah mengukir namanya sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang keberaniannya menginspirasi banyak orang hingga saat ini.